AnakStartup.id – Merintis startup tentu memerlukan modal dan pengelolaan keuangan yang sangat baik. Tanpa perencanaan matang dan manajemen keuangan yang disiplin, uang dengan cepat bisa habis terbakar tanpa adanya hasil yang signifikan.
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang bijak dan berorientasi jangka panjang sangat diperlukan agar startup dapat berjalan secara efisien dan akhirnya mencapai tujuannya.
Pengelolaan keuangan startup memiliki tingkat kesulitan tersendiri dibandingkan bisnis yang sudah mapan.
Sebagai bisnis baru yang penuh ketidakpastian, startup rentan mengalami kesulitan likuiditas dan defisit apabila pengelolaan dananya tidak dilakukan dengan baik.
5 Cara Efektif Kelola Keuangan Startup
Artikel ini akan membahas 5 cara efektif untuk mengelola keuangan startup, terutama yang berada di tahap awal, agar terhindar dari pengeluaran yang boros dan defisit anggaran.
Dengan menerapkan strategic financial management yang tepat, sebuah startup dapat memanfaatkan sumber daya keuangannya secara optimal untuk mencapai pertumbuhan.
1. Buat anggaran dan patuhi anggaran
Langkah pertama dalam mengelola keuangan startup adalah membuat perencanaan anggaran atau budgeting. Penyusunan anggaran dilakukan dengan mengalokasikan dana untuk berbagai aktivitas dan kebutuhan operasional startup seperti gaji karyawan, sewa kantor, pembelian bahan baku, biaya pemasaran, dan lain sebagainya.
Dalam menyusun anggaran, perlu dilakukan proyeksi pemasukan dan pengeluaran secara realistis berdasarkan data historis dan pertimbangan kondisi ekonomi saat ini. Jangan terlalu optimis dengan proyeksi pemasukan dan meremehkan pengeluaran yang dibutuhkan.
Setelah anggaran disusun, penting bagi startup untuk mematuhinya. Jangan mudah sekali mengalokasikan dana di luar anggaran karena ini bisa menyebabkan pembengkakan pengeluaran. Lakukan evaluasi dan penyesuaian anggaran secara berkala jika memang diperlukan.
2. Prioritaskan pengeluaran sesuai kebutuhan
Prinsip penting lainnya dalam mengelola keuangan startup adalah mengutamakan pemenuhan kebutuhan yang bersifat mendesak dan mendasar terlebih dahulu. Fokuskan penggunaan modal pada hal-hal yang benar-benar vital bagi operasional perusahaan.
Sebagai contoh, alokasikan anggaran yang cukup untuk gaji pegawai, sewa ruang kantor, tagihan utillitas, biaya server, dan perlengkapan kantor. Kemudian baru alokasikan sisa anggaran untuk keperluan pemasaran, ekspansi, dan lainnya.
Startup juga perlu menunda pengeluaran yang sifatnya tidak terlalu mendesak seperti renovasi kantor atau team building. Biaya-biaya tersebut bisa ditangguhkan sampai kondisi keuangan perusahaan lebih stabil.
3. Lakukan pembelian barang dan peralatan dengan bijak
Salah satu kesalahan umum pengelolaan keuangan startup adalah boros dalam pembelian barang dan peralatan kantor. Seringkali, barang dibeli dalam jumlah berlebih tanpa mempertimbangkan skala kebutuhan dan anggaran yang ada.
Untuk menghindari pemborosan ini, langkah bijak yang bisa dilakukan adalah:
- Bandingkan harga dari beberapa supplier sebelum melakukan pembelian peralatan atau perlengkapan kantor. Pilih harga terendah tanpa mengorbankan kualitas.
- Pertimbangkan untuk membeli peralatan bekas dalam kondisi baik, seperti komputer, mesin fotokopi, dan printer. Produk bekas berkualitas masih bisa berfungsi dengan baik dengan harga jauh lebih murah.
- Manfaatkan promo atau negosiasi harga untuk mendapatkan penawaran terbaik ketika melakukan bulk purchase atau pembelian dalam jumlah besar.
- Jika memungkinkan, sewa atau sharing peralatan yang hanya digunakan sesekali, seperti proyektor dan sound system untuk presentasi.
Dengan melakukan pembelian barang yang hemat dan efisien, pengeluaran operasional startup bisa ditekan seminimal mungkin.
4. Kenali sumber-sumber pemasukan utama
Selain mengendalikan pengeluaran, startup juga perlu memastikan adanya sumber pemasukan yang kontinyu. Pemetaan sumber-sumber pemasukan utama sangat penting dilakukan agar perusahaan tidak selalu dalam kondisi defisit.
Beberapa contoh sumber pemasukan startup:
- Pendapatan dari penjualan produk/jasa utama
- Pre-order atau uang muka pemesanan produk
- Pendapatan berkala seperti langganan bulanan (subscription fee)
- Pendapatan iklan dari website atau platform milik startup
- Dana investor atau pendanaan ekuitas crowdfunding
- Penjualan barang atau jasa tambahan selain produk utama
Lakukan analisis untuk memahami porsi pemasukan dari masing-masing sumber di atas. Jika terlalu bertumpu pada satu sumber saja, segera cari peluang untuk mendiversifikasi dengan menambahkan pemasukan dari sumber lainnya.
Proyeksi dan target pemasukan harus dibuat secara relistis. Lebih rendah sedikit lebih baik daripada terlalu optimis lalu mengalami krisis likuiditas karena target tidak tercapai.
5. Lakukan audit keuangan secara rutin
Salah satu cara penting untuk memastikan pengelolaan keuangan yang sehat adalah dengan melakukan audit secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun. Audit dapat dilakukan oleh pihak internal perusahaan atau menggunakan jasa akuntan independen.
Audit keuangan akan mengidentifikasi berbagai temuan seperti:
- Adanya ketidakakuratan pencatatan transaksi keuangan.
- Temuan pengeluaran yang berlebihan dan tidak sesuai prosedur.
- Adanya kebocoran pendapatan akibat kecurangan.
- Ketidaksesuaian antara laporan keuangan dengan keadaan fisik kas/bank.
Temuan hasil audit sangat berguna untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan startup agar lebih tertib dan efisien. Menutupi temuan audit justru akan membuat kondisi keuangan semakin parah.
Kesimpulan
Mengelola keuangan startup membutuhkan disiplin dan strategi jitu agar tidak terjadi pemborosan. Beberapa kunci utama yang harus diperhatikan antara lain:
- Rencanakan anggaran secara matang dan realistis. Patuhi anggaran yang sudah disusun.
- Prioritaskan penggunaan dana untuk memenuhi kebutuhan operasional mendasar.
- Lakukan pembelian barang dan peralatan yang efisien dan hemat.
- Pastikan adanya sumber pendapatan rutin, lakukan diversifikasi jika perlu.
- Audit keuangan secara berkala untuk meningkatkan efisiensi.
Dengan penerapan strategi pengelolaan keuangan yang tepat tersebut, startup dapat memanfaatkan sumber dayanya secara optimal untuk mencapai pertumbuhan bisnis.
Modal yang dikelola dengan baik akan menunjang perkembangan startup menjadi perusahaan tangguh dan berkelanjutan.
Lebih baik menerapkan pendekatan yang prudent dalam mengelola keuangan, walaupun pertumbuhan mungkin tidak secepat startup yang agresif membakar modal.
Kuncinya adalah fokus pada fundamental operasional yang kuat sebelum mengambil risiko ekspansi besar-besaran.
Dengan kerja keras dan kedisiplinan dalam pembiayaan, sebuah startup pasti mampu melewati masa-masa sulit dan bangkit menjadi perusahaan sukses.
Modal bukan segala-galanya, yang lebih penting adalah bagaimana modal tersebut dikelola dengan penuh kecermatan.