AnakStartup.id – Fairatmos, perusahaan rintisan teknologi ramah lingkungan (Greentech) yang berbasis di Indonesia, berhasil mengumpulkan US$4,5 juta atau setara 69 miliar rupiah dalam putaran pendanaan awal yang dipimpin oleh Go-Ventures, yang didukung oleh GoTo Group, dan Kreasi Terbarukan TBS, cabang investasi dari perusahaan energi lokal Toba Bara Sejahtra. Vertex Ventures Asia Tenggara dan India juga berpartisipasi dalam putaran tersebut.
Startup ini didirikan awal tahun ini (2022), Fairatmos membantu perusahaan mengurangi risiko lingkungan dengan menyediakan kalkulator karbon, pasar kredit karbon, dan akses ke pakar. Ini juga menghubungkan proyek lingkungan baru dengan investor institusi dan individu.
Baca juga: Reckitt dan Health Innovation Exchange Luncurkan Fight for Access Accelerator Program
Perusahaan ini didirikan oleh mantan chief strategy and social impact officer TaniHub, Natalia Rialucky. Tim awalnya juga termasuk mantan konsultan McKinsey Fredric Tanuwijoyo, mantan manajer produk Traveloka Desy Nurmalasari, salah satu pendiri Sirclo Fajar Firdaus, mantan eksekutif Systemiq Aruna Pradipta, dan mantan konsultan Schlange, Zamostny & Co. Karida Niode.
Fairatmos berencana untuk menggunakan dana segar untuk tujuan pengembangan produk, pemasaran, dan perekrutan.
Dі bawah Perjanjian Paris 2015, sebanyak 196 nеgаrа mеndukung tujuаn glоbаl untuk mеmреrtаhаnkаn kеnаіkаn ѕuhu glоbаl sebesar 1,5 dеrаjаt Cеlсіuѕ, уаng berarti mеngurаngі emisi gаѕ rumah kаса sebesar 50% раdа tаhun 2030. 702 реruѕаhааn dі seluruh dunia telah menjanjikan nоl bеrѕіh mereka ѕаѕаrаn, уаіtu реrtumbuhаn yang ѕаngаt реѕаt раdа tahun ѕеbеlumnуа, tеrmаѕuk di Indоnеѕіа.
“Sаlаh ѕаtu саrа bаgі реruѕаhааn untuk memenuhi targetnya аdаlаh dengan mеngіmbаngі emisi mеrеkа melalui krеdіt kаrbоn,” jеlаѕ Founder dan CEO Fаіrаtmоѕ Nаtаlіа Rіаluсkу dalam kеtеrаngаn resmi, Sеnіn (5/12).
Misi Fairatmos adalah untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat petani kecil melalui pendapatan tambahan dari keterlibatan dalam proyek karbon dan mengurangi degradasi ekosistem di sekitarnya.
Di masa mendatang, Fairatmos berencana untuk menghubungkan pengembang dengan perusahaan dan individu yang berupaya mengimbangi emisi karbon mereka sebagai bagian dari tujuan net-zero mereka.
Rialucky mengungkap “Di bawah Perjanjian Paris 2015, 196 negara mendukung tujuan global untuk mempertahankan kenaikan suhu global sebesar 1,5 C, yang berarti mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50 persen pada tahun 2030. 702 perusahaan secara global telah menjanjikan target nol bersih mereka, sejumlah besar pertumbuhan pada tahun sebelumnya, termasuk Indonesia. Salah satu cara bagi perusahaan untuk memenuhi target mereka adalah dengan mengimbangi emisi mereka melalui kredit karbon.”
“Mengembangkan proyek penyerapan karbon yang berkualitas tinggi dan terukur bukanlah tugas yang mudah. Terlepas dari potensi yang melimpah bagi Indonesia untuk menjadi penyerap karbon dunia, secara historis, hanya ada sedikit proyek di Indonesia, karena ada banyak hambatan teknis dan biaya di muka yang mempersulit masyarakat dan organisasi untuk berpartisipasi.”
Sejauh ini Startup Fairatmos telah mendapatkan daya tarik yang baik dan bekerja dengan lebih dari 40 pengembang proyek di beberapa proyek penyerapan karbon di hutan bakau, hutan, dan pertanian.
Ini juga bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengikuti pedoman peraturan dalam mengembangkan proyek karbon.