AnakStartup.id, Jakarta – Kisah sukses para pendiri startup selalu menginspirasi. Salah satunya adalah kisah Gibran Huzaifah, pendiri eFishery di bidang akuakultur.
Gibran pernah mengalami masa-masa sulit saat kuliah di Bandung, tanpa uang saku atau dukungan keluarga.
Namun, berkat ide briliannya dan kerja kerasnya, eFishery kini menjadi unicorn dengan valuasi perusahaan mencapai Rp 1,59 triliun.
Pendirian eFishery bukanlah hal yang mudah bagi Gibran.

Ia harus melewati berbagai rintangan dan tantangan, seperti saat ia tidak memiliki tempat tinggal dan terpaksa tidur di kampus atau masjid.
Bahkan, ada waktu ketika Gibran harus berjuang tanpa makanan selama tiga hari karena kehabisan uang.
Ayahnya yang bekerja sebagai mandor konstruksi kehilangan pekerjaan saat Gibran kuliah di ITB, membuat kondisinya semakin sulit.
Ide untuk mendirikan eFishery muncul saat Gibran belajar tentang akuakultur di dalam sebuah kelas biologi.
Ia mulai mencari modal untuk menyewa kolam lele dan memulai usahanya dari 76 kolam. Namun, perjalanan Gibran tidaklah mudah.
Baca juga: Aplikasi Bikinan Gibran Dapat Dana Rp 3 Triliun, Gimana Caranya?
Ia harus menghadapi tantangan margin keuntungan yang tipis karena harga pakan yang mahal dan tarif jual lele yang rendah karena dikuasai oleh tengkulak.
Meskipun begitu, semangat dan ketekunan Gibran tidak pernah padam.
Dengan tekad yang kuat, ia berhasil mengembangkan eFishery menjadi perusahaan yang sukses dan diakui di bidangnya.
Kisah perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, mimpi-mimpi besar dapat tercapai.

Dimulai Dari Kolam Lele
Kisah sukses Gibran Huzaifah dalam mendirikan eFishery dimulai dari kondisi sulitnya saat kuliah di Bandung.
Gibran tergerak untuk menciptakan prototipe pemberi makan otomatis untuk kolam lele berbasis teknologi Internet of Things (IoT).
Perangkat cerdas ini dapat mendeteksi masalah dalam kolam, terutama saat ikan kelebihan atau kekurangan pakan.
Teknologi IoT menjadi pondasi eFishery yang didirikan pada tahun 2013.
Keuletan Gibran menarik perhatian investor ternama seperti Patrick Walujo, yang kini menjabat sebagai CEO GoTo.
Patrick pertama kali bertemu dengan Gibran setelah Gibran lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menjelaskan ide alat sensor untuk memberi makan ikan.
Awalnya, ide tersebut sederhana dan Patrick meragukan efektivitasnya. Namun, dia akhirnya terkesan dengan ide tersebut dan memberikan pendanaan kepada eFishery.
“Saya begitu kagum dengan ide dan semangat luar biasa ini, saya memberikan sedikit pendanaan agar saya bisa mengikuti perkembangannya,” ungkap Patrick.
eFishery telah berkembang pesat, tidak hanya menyediakan alat bagi petani ikan tetapi juga memberikan modal kerja dan membeli ikan dari petani untuk dijual ke restoran.
Patrick menyatakan bahwa kegiatan usaha eFishery unik karena tidak ada industri serupa yang sukses di luar Indonesia.
Pendanaan terakhir eFishery, putaran seri D, melibatkan Abu Dhabi 42XFund, Kumpulan Wang Persaraan (KWAP) dari Malaysia, responsAbility (rA) dari Swiss, serta 500 Global sebagai pemodal baru bersama dengan pemodal sebelumnya seperti Temasek, Softbank, dan Northstar yang dipimpin oleh Patrick Walujo.
Setelah putaran pendanaan terakhir, saham pendiri eFishery yang dimiliki oleh Gibran dan rekan pendiri lainnya saat ini bernilai US$ 100 juta (sekitar Rp 1,59 triliun).
Ada yang tertarik menjadi Gibran berikutnya?
Yuk Mulai bisnis startup kamu sekarang dengan bantuan Jasa Buat Website mulai Bisnis Online Anda sekarang