AnakStartup.id – Penutupan Silicon Valley Bank (SVB) sebagai pemberi pinjaman telah mengejutkan sejumlah perusahaan rintisan global.
Dampaknya sangat serius, terutama karena sejumlah nasabah tidak dapat mengakses akun mereka, yang menyebabkan tertundanya penggajian karyawan dan bahkan kekhawatiran mengenai hilangnya dana nasabah.
Lantas, Siapa saja nasabah kelas kakap dari kalangan startup yang terdaftar di SVB? Berikut adalah ulasan lengkap dari AnakStartup.id:
Daftar Startup yang Simpan Dana di Silicon Valley Bank
1. Shopify Inc
Shopify Inc, perusahaan e-commerce multinasional asal Kanada, menjadi salah satu klien SVB. Shopify telah digunakan di 175 negara dan berhasil menghasilkan penjualan sebesar lebih dari US$496 miliar atau setara dengan Rp7.667 triliun.
Di Indonesia, Shopify telah merilis layanan pembuatan toko online sejak 2013, namun belum ada informasi tentang jumlah dana yang disimpan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan ini.
2. Payoneer
Payoneer Global Inc adalah perusahaan yang menawarkan layanan sistem pembayaran bisnis online, sehingga individu dapat menerima pembayaran secara global dan melakukan withdraw atau tarik tunai ke bank lokal yang ada di Indonesia.
Menurut laporan dari The Kobeissi Letter, saldo kas perusahaan mencapai sekitar US$6,4 miliar atau setara dengan Rp98,9 triliun per 31 Desember 2022.
SVB menyimpan kurang dari US$20 juta atau setara dengan Rp309,2 miliar, yang terdiri dari setoran tunai dan dana pasar uang yang dibeli melalui SVB namun dikelola oleh manajer aset pihak ketiga.
Sementara itu, sebagian besar saldo kas Payoneer disimpan di lebih dari 10 bank global yang penting secara sistemik.
3. Stripe
Stripe adalah perusahaan fintech besar yang berkantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat. Startup ini telah mengumpulkan total modal sebesar US$2,2 miliar atau sekitar Rp34,009 triliun dari 18 ronde pendanaan, yang membuat valuasinya diperkirakan mencapai US$95 miliar atau setara dengan Rp1.468 triliun.
Stripe membantu Advotics dalam menyediakan sistem pembayaran khusus untuk distributor peritel tradisional. Meski demikian, belum ada informasi tentang kerugian yang dialami oleh perusahaan fintech ini akibat kebangkrutan SVB.
Di Indonesia, Stripe bersaing dengan perusahaan teknologi besar seperti Xendit yang telah mencapai status unicorn dan Midtrans, anak bisnisnya GOTO.
4. Lemonade
Lemonade adalah perusahaan teknologi asuransi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menawarkan asuransi rumah dan penyewa. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2015 di New York oleh Daniel Schreiber dan Shai Wininger.
Menurut Lemonade, masalah likuiditas di SVB tidak berpengaruh signifikan karena mereka memiliki kurang dari US$7.000 atau setara dengan Rp108,1 juta di SVB, yang jauh di bawah batas asuransi FDIC sebesar US$250.000 atau setara denganRp3,8 miliar. “Kami yakin kas dan aset kami terdiversifikasi dengan baik untuk meminimalkan risiko,” ujarnya.
5. Pinterest
Pinterest diperkenalkan ke publik pada tahun 2009 oleh tiga sekawan Amerika Serikat, Ben Silbermann, Paul Sciarra, dan Evan Sharp.
Informasi tentang jumlah dana yang disetorkan ke SVB oleh perusahaan serta kerugian yang dialami belum tersedia.
6. Roku
Roku, sebuah perusahaan perangkat streaming, memiliki US$487 juta atau setara dengan Rp7,5 triliun di SVB, yang merupakan sekitar 26 persen dari total kas yang dimilikinya senilai US$1,9 miliar atau setara dengan Rp29,3 triliun.
Sisa uang tunai didistribusikan ke beberapa bank besar. Karena sebagian besar simpanan di SVB tidak diasuransikan, perusahaan tidak tahu berapa banyak dana yang bisa diperoleh kembali.
Baca juga: Startup Ex Karyawan Apple Raih Pendanaan, Microsoft & OpenAi Ambil Bagian
7. Coinbase
Coinbase merupakan platform online terbesar untuk pertukaran cryptocurrency di AS. Berbasis di San Francisco, perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 dan menjadi tempat favorit orang Amerika untuk membeli, menjual, mentransfer, dan menyimpan mata uang kripto dan token blockchain lainnya.
Menurut Tip Ranks, belum ada laporan mengenai besarnya kerugian dana yang dialami oleh perusahaan ini.
8. Etsy
Etsy adalah platform e-commerce yang menghubungkan antara penjual dan pembeli secara online. Namun, saat ini penjual di Etsy mengalami penundaan dalam pencairan hasil penjualan mereka, karena terkait dengan perkembangan terkini dari Silicon Valley Bank.
Dalam email yang dikirimkan ke komunitas penjual, Etsy menyampaikan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan mitra pembayaran lainnya untuk memfasilitasi pencairan deposit pengguna secepat mungkin dan mengatasi penundaan ini.
9. Unity
Unity Technologies, perusahaan teknologi pembuat video game asal Amerika, memiliki sejumlah produk mesin video game yang sangat terkenal. Namun demikian, perusahaan hanya memegang kurang dari 5 persen kas dan setara kasnya di Silicon Valley Bank.
Oleh karena itu, Unity Technologies terus bersiap menghadapi dampak signifikan dan berharap bahwa bangkrutnya Bank Silicon Valley tidak akan berdampak besar pada perusahaan mereka.
10. Roblox
Roblox adalah sebuah perusahaan game yang populer, dengan uang tunai dan sekuritas senilai sekitar US$3 miliar atau setara dengan Rp46,3 triliun disimpan di SVB.
Roblox adalah sebuah platform permainan daring dan sistem pembuatan permainan yang memungkinkan pengguna untuk memprogram dan memainkan permainan yang dibuat oleh pengguna lain.
Mirip dengan game-game lain seperti Minecraft, Roblox adalah multiplayer game experience yang ditujukan untuk anak-anak dan dewasa muda.