AnakStartup.id – Bisnis beternak dan menjual cicak kering ternyata menjadi ladang uang bagi warga Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Usaha unik yang digeluti Sugandi (54) ini bahkan sukses menembus pasar China.
Melansir dari Detikcom (2024/1/16), pria berusia 54 tahun ini mengaku sudah merintis bisnis cicak kering sejak 13 tahun lalu. Ia mempekerjakan para ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu proses produksi.
Cicak kering utuh atau grade A dipasarkan dengan harga Rp 380 ribu per kilogram. Sementara untuk cicak kering dengan ekor putus atau grade B dijual Rp 280 ribu per kilogram. Harga tersebut terbilang fantastis untuk ukuran hewan yang kerap dianggap hama ini.
Sugandi mendapat pasokan cicak basah dari berbagai daerah seperti Cirebon, Indramayu, hingga Karawang. Ia membeli cicak basah dari para pengepul seharga Rp 52 ribu per kilogram.
Baca juga: Rahasia Rutinitas Bos ChatGPT, Tak Disangka Ternyata Rajin Puasa
Setelah ditimbang, cicak-cicak basah ini langsung dicuci bersih agar tidak ada kotoran yang menempel. Kemudian dijemur di bawah terik matahari seharian atau setidaknya hingga setengah kering.
Proses pengeringan ini penting untuk mengawetkan daging cicak agar tahan lama. Penjemuran yang dilakukan secara manual ini mampu menghasilkan 40 kilogram cicak kering per harinya.
Saat malam tiba, cicak setengah kering itu dimasukkan ke dalam oven hingga pagi hari. Tujuannya agar lebih kering dan awet. Setelah benar-benar kering, cicak siap dikemas dalam plastik bening sebelum dipasarkan.
Dengan gigih, dalam sebulan Pak Sugandi bisa memproduksi hingga satu ton lebih cicak kering. Produksi dalam jumlah besar ini memungkinkannya untuk mengekspor ke China.
Pengiriman baru dilakukan jika persediaan sudah mencukupi satu kontainer. Tekun berbisnis selama bertahun-tahun membuatnya kini disegani sebagai pemasok cicak kering terbesar di Kapetakan.
Pak Sugandi mengaku sangat bersyukur bisnis cicak keringnya dapat berkembang pesat hingga mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Apalagi, kini produknya sudah dikenal hingga ke luar negeri.
Dengan ide kreatif dan inovatif, ternyata hewan kecil seperti cicak pun bisa diolah menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi. Semoga pak Sugandi semakin sukses dan sejahtera. Salut dengan kegigihan dan kerja kerasnya!