AnakStartup.id – CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah, merayakan pencapaiannya masuk ke dalam majalah global Forbes dengan gaya yang tak biasa.
Alih-alih tampil serupa pengusaha profesional dengan jas dan dasi biasa, Gibran menciptakan kesan yang berbeda dengan jas dan dasi yang unik, terbuat dari ikan gurame yang mencolok.
Pria berusia 33 tahun ini lalu berbagi pose uniknya tersebut melalui akun Twitter pribadinya, pada hari Minggu (15/10/2023).
Foto dan kisah sukses startup-nya diulas dalam sampul majalah Forbes edisi 14 Oktober 2023 dengan judul “Young Indonesia Entrepreneur Parlays Digital Tool For Fish Breeders Into A Rare Unicorn.”
Gibran dengan ceria menulis, “kalo aing masuk Forbes, gak akan berpose pasaran pake jas sama dasi, tapi bakal bawa ikan!” Eh pas kejadian, tetep pose pasaran pake jas, tapi dasinya ikan. Thanks @Forbes for the flattering writing about us!”
Banyak rekan Gibran merespons cuitannya dengan candaan yang meriah, dan dia menceritakan bahwa awalnya ia ingin menggunakan ikan lele sebagai aksesori dasi, tetapi karena dianggap kurang fotogenik, ia beralih ke ikan gurame.
Artikel Forbes mengungkap seluruh perjalanan hidup Gibran, mulai dari masa sulit saat ia beternak ikan untuk membiayai pendidikannya hingga mendirikan eFishery, sebuah perusahaan digital yang melibatkan 300.000 tambak ikan dan berhasil berekspansi hingga ke India dan negara-negara lain.
Masuknya Gibran ke dalam daftar Forbes bukanlah hal yang kebetulan, tetapi sebuah bukti nyata atas kesuksesannya dalam membangun bisnis dari nol, meskipun ia berasal dari latar belakang yang terbatas.
Prestasi membanggakan ini ditandai dengan status Unicorn yang diraih oleh eFishery, menjadi startup dengan valuasi mencapai US$1 miliar.
Baca juga: Belajar Hasilkan Rp 1,5 M dari Sosok Ini, Dulunya Putus Sekolah
Kisah Sukses Gibran Huzaifah dengan eFishery
Gibran Huzaifah, seorang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2012, adalah sosok yang patut diacungi jempol dalam kisah kesuksesan perusahaan eFishery.
Apa yang membuatnya begitu mengesankan adalah bahwa Gibran berasal dari latar belakang yang sederhana, bahkan sulit. Namun, dari kondisi yang sulit, ia berhasil menciptakan perubahan luar biasa.
Pada awalnya, Gibran harus berjuang bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Namun, semangat dan tekadnya untuk berhasil membawanya melalui masa-masa sulit itu.
Gibran bukanlah orang yang berasal dari keluarga berada. Dia memulai bisnisnya dari titik terendah dalam hidupnya, ketika bahkan membeli makanan saja menjadi suatu tantangan. Namun, hal ini tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, Gibran menemukan minatnya dalam dunia perikanan dan berusaha menjelajahi peluang di sektor pertanian guna mengatasi masalah kelaparan di Indonesia.
Ketika masih kuliah, Gibran memiliki tekad untuk hidup mandiri. Ia melakukan berbagai pekerjaan, termasuk menjual donat, menjadi tutor privat, dan bekerja di minimarket di sekitar kampus. Semangat dan kerja kerasnya menjadi landasan bagi perjalanan bisnisnya.
Baca juga: Indonesia International Sustainable Procurement Expo 2023 Startup Summit Program
Inspirasi sejati datang ketika Gibran mengikuti mata kuliah Akuakultur. Saat itulah, dia memutuskan untuk memulai bisnisnya dengan menyewa kolam di daerah Bojongsoang dengan harga yang terjangkau selama satu tahun.
Walaupun panennya pertama kali menghasilkan 130kg ikan, ia menghadapi kesulitan dalam pemasaran hasil panennya. Namun, Gibran tidak menyerah. Ia menjual ikan-ikan tersebut ke toko, walaupun dengan keuntungan yang tipis.
Dari sana, Gibran mengubah arah bisnisnya dan menciptakan ‘Dorri Foods Indonesia’, yang menghasilkan produk olahan lele.
Ia terus berkembang dengan menambah jumlah kolam ikan hingga pada saat lulus kuliah di ITB, ia sudah memiliki 76 kolam sendiri.
Namun, Gibran tidak puas hanya dengan itu. Ia ingin menciptakan solusi yang lebih besar untuk masalah-masalah dalam budidaya ikan. Salah satu masalah utama yang ia temui adalah pemberian pakan ikan yang tidak efisien.
Untuk mengatasi masalah ini, Gibran menciptakan prototipe pertama teknologi pemberi pakan ikan. Ia merakitnya di garasi temannya yang tak terpakai.
Dengan pengetahuannya dari jurusan Teknologi Hayati ITB, Gibran mulai membangun alat yang dapat mengatur pemberian pakan ikan melalui SMS.
Baca juga: Inilah Profil eFishery, Startup Perikanan Asal Bandung yang Kini Jadi Unicorn
Meskipun mengalami berbagai percobaan dan kegagalan, teknologi tersebut akhirnya berhasil dan dikenal dengan nama eFishery.
eFishery menjadi sebuah startup yang menyediakan solusi lengkap untuk pembudidaya ikan dan udang di Indonesia, mulai dari teknologi smart farming, input, akses pembiayaan, hingga pasar B2B.
Perusahaan rintisan Gibran ini telah berdampak positif bagi ratusan ribu petani di 28 provinsi dan lebih dari 400 kota/kabupaten di Indonesia.
Saat ini, eFishery adalah perusahaan teknologi digital terbesar di sektor akuakultur di dunia, membantu lebih dari 100.000 pembudidaya, 300.000 tambak, dan mempekerjakan lebih dari 2.000 eFisherian.
Prestasinya pun tak terhenti di situ. eFishery menjadi perusahaan pertama di dunia dalam kategori teknologi akuakultur yang mencapai valuasi lebih dari US$1 miliar, menjadikannya sebagai perusahaan Unicorn.
Gibran sendiri telah menerima berbagai penghargaan, seperti masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada 2017, Ernst & Young Entrepreneur of the Year (kategori Inovasi) pada 2018, MIT Tech Review Innovator Under 35 pada 2019, dan Fortune 40 Under 40 Indonesia pada tahun 2022.
Kisah sukses Gibran Huzaifah dan eFishery adalah inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah, berjuang untuk mewujudkan mimpi, dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.