AnakStartup.id, Jakarta – Sumedang dikenal sebagai kota yang dimaksud yang disebut identik dengan tahu. Sebab, makanan dari kedelai ini banyak diproduksi pada sana.
Selain itu, dalam banyak kota juga banyak orang menjajakan tahu dengan embel-embel “Tahu Sumedang”. Meski begitu, belum banyak orang tahu bahwa produksi tahu Sumedang bukan dimunculkan oleh orang Sumedang sendiri.
Ya, tahu Sumedang diciptakan oleh seseorang imigran China yang bucin ke istrinya. Bagaimana ceritanya?Hitung mundur ke tahun 1900-an, kota Sumedang kedatangan dua orang imigran selama negeri Tiongkok. Keduanya adalah pasangan bernama Ong Ki No juga istri yang mana hal tersebut datang jauh-jauh dari China buat berdagang.
Tak diketahui pasti apa yang tersebut mana keduanya jual. Namun, dalam tempat suatu waktu, istri Ong rindu makanan China.
Baca juga: Berawal Jadi Influencer, Kini Sosok Ini Kaya dari Saham
Dia sangat menyukai tao-fu (kini disebut tahu). Tetapi tiada dapat menyantapnya dikarenakan tak ada kacang kedelai dalam area Sumedang.
“Karena perasaan sayangnya kepada sang istri, Ong Ki No rela pergi berkeliling mencari kadang kedelai pada wilayah yang digunakan dimaksud masih asing untuknya,” tulis peneliti BRIN M. Luthfi Khair A. serta juga Rusydan Fath, dalam Tahu Sejarah Tahu Sumedang (2021).
Beruntung, Ong cepat menemukan kebun kacang kedelai dalam tempat wilayah Conggeang. Dia pun segera mengolahnya kemudian jadilah tahu pertama dalam Sumedang.
Tahu hal itu berjenis tahu putih yang dimaksud yang direbus. Istri Ong menyukai kemudian selalu lahap menyantap tahu buatan Ong.
Alhasil, saking bucinnya kepada istri, Ong hampir memasak tahu setiap hari sebagai santapan utama. Ong juga kadang membagikan tahu buatannya secara gratis ke sesama etnis Tionghoa atau tetangga di area dalam hari raya.
Baca juga: Runtuhnya Pasar NFT, 23 Juta Orang Rugi 95% Koleksi NFT Kini Tak Berharga
Tak jarang juga dia jual tahu hal itu dalam lapak jualannya. Namun, antusias orang terhadap tahu hal itu sangat rendah.
Bukan mengenai lantaran berbayar atau tidak, tetapi memang lidah mayoritas orang Sumedang tidak dapat menerima tahu buatan Ong. Singkat cerita, akibat penurunan omset, Ong lalu istri memilih pulang kampung ke China di area dalam tahun 1917.
Di tahun yang digunakan sama, datang anak Ong, Ong Bung Keng, ke Sumedang untuk meneruskan bidang bisnis ayahnya. “Kegagalan orang tuanya dalam mengedarkan tahu menciptakan Ong Bung Keng berpikir tentang apa yang mana mana harus dia lakukan agar tahu itu lebih tinggi banyak menarik,” tulis peneliti BRIN itu.
Foto: detik Tahu Bungkeng menjadi perintis adanya makanan tahu Sumedang |
Hingga akhirnya dia punya ide agar menggoreng tahu putih tersebut. Hasilnya ternyata menyebabkan tahu bertekstur garing, ada rongga lalu tambahan gurih melebihi direbus biasa.
Selain itu, saat digoreng, muncul aroma tahu yang dimaksud dimaksud wangi sekali. Aroma inilah yang digunakan mana kemudian berhasil menarik perhatian banyak orang.
Satu per satu mencicipinya dan tahu goreng itu viral. Namun, Ong Bung Keng belum berniat menjualnya.
Sampai akhirnya di tempat tempat tahun 1928, Bupati Sumedang Pangeran Soeriaatmadja, tak sengaja berjumpa Ong di tempat dalam tengah perjalanan. Dia berhenti karena teralihkan oleh aroma menusuk hidup yang mana sangat wangi. Rupanya itu tahu goreng buatan Ong.
Dia pun segera mencicipi dan juga juga langsung mengajukan permohonan Ong mengedarkan tahu goreng itu dikarenakan pasti akan datang laku. Sejak itulah, tahu goreng dijual pertama kali di dalam area Sumedang. Harganya sekitar 3 peser atau 1,5 sen.
Mengutip Detik Jabar, tahu buatan Ong itu dikenal sebagai tahu Bungkeng dan sudah berlangsung selama 4 generasi atau 1 abad lebih, dimulai dari Ong Kino (1900), kemudian Ong Bungkeng (1917), Ong Yukim (1970) serta Suryadi Ukim bersama anaknya, Edric Wang hingga sekarang.
Baca juga: Waspada! Nyeri Dada Bisa Jadi Pertanda Serangan Jantung